Jumat, 20 April 2012

Indonesian Soap Opera = LeBe


Pernah nggak pas lagi enak enak ngambil posisi ternikmat dalam hidup lo di depan sebuah kotak ajaib yang menampilkan gambar visual bernama TIPI terus ada makhluk aneh bin asing yang tiba tiba ganti channel TIPI?
Apa yang lo rasain? cobalah bertanya dalam hati kecil kalian
Kejadian itu gue alami pas gue harus ngalah sama si adek cewek gue. Bukan adek kandung sih, entah adek dari mana gue juga nggak paham. Pas adek gue ganti channel tipi sih sebenernya gue santai aja karena biasanya dia liat Laptop si Unyil, Bolang, Dunia Binatang, dll yang pastinya bikin dia pinter dan gue juga suka. Tapi gue jadi beringas pas dia ganti channel ke INDO***R yang tentunya di jam segitu nampilin sinetron atau drama drama laga yang menurut gue tu… nggak banget.
Sebenernya sih Sinetron yang dalam bahasa Inggrisnya disebut SOAP OPERA (karena iklan sabun di UK dulu tu berupa cerita pendek dan bersambung dalam durasi 2 menitan lah) bukan hal yang buruk. Gue juga sebenernya suka sama Sinetron, walaupun itu DORAMA (sinetron ASIA) atau TV Series (Amerika). Nah kenapa gue malah suka sama produk luar? padahal negara lagi gencar sama slogan Cintai Produk Dalam Negeri?
Sinetron adalah sebuah hiburan yang zaman dulu bisa dibilang sangat menghibur. Si Kabayan, Inem Pelayan Seksi, dan Si Doel Anak Sekolahan banyak sekali memiliki penggemar.
Saat ini produksi sinetron bisa dibilang meledak. Stasiun-stasiun televisi swasta maupun nasional menampilkan sinetron sebagai tayangan untuk pemirsa! pe pe mi mir sa sa pemirsa. Di sini gue akan sedikit berpendapat mengenai format sinetron di Indonesia dewasa ini. Dari tren “ter” sampai nama. Masih bingung?
Jadi gini. Dulu pas tahun 95-an orang orang tua sering lihat tayangan sinetron dengan judul yang diawali imbuhan awal ter-. Sebagai contoh. Tersanjung, Tersayang, dan Terpesona. Berlanjut dengan judul sinetron dengan judul yang diawali “cinta”. Cinta Indah, Cinta Bunga, Cinta Fitri. Dan saat ini yang sangat mewabah adalah penggunaan judul sinetron dengan nama pemeran sentralnya. Sebenarnya nggak usah gue kasih contoh, lo mungkin udah bisa nebak. Tapi kalau memang memerlukan contoh, i’ll give them to you. Ada Intan, Wulan, Cahaya, Azizah, Aisyah, Suci, Safira, Candy, Diva, Mutiara, Kasih, Soleha, Inayah…
Kenapa selalu cewek? kenapa nggak Joko, Bambang, Susilo, Manto? Tapi ada satu yang pakai nama laki laki walaupun menurut gue bukan sinetron. MINUS.
Apalagi sinetron banyak banget memberikan kebohongan, alur yang statis, dan dampak negatif! perlu contoh?
  • Adegan cewek yang menyiram pacarnya dengan air minum karena kepergok selingkuh dengan wanita lain (adegan ini biasanya berlangsung di Restoran)
  • Adegan orang yang menghentikan sebuah pernikahan. Biasanya ketika penghulu bertanya pada para saksi, “Sah para saksi?”, tiba tiba ada tokoh lain yang berteriak “Tunggu!” Untuk menggagalkan pernikahan (Basi)
  • Adegan sedih saat seorang cewek atau cowok sedang ditimpa kemalangan, trus lari keluar rumah (Biasanya turun hujan sampe basah-basahan, biar dikira melas kali ya?)
  • Adegan tokoh utama yang sedang mencari tokoh lainya (pacar, ayah, ibu, atau orang lain yang disayanginya) namun belum ketemu, padahal sudah berada di jarak yang dekat, entah karena si tokoh tidak melihat,m atau pandanganya tertutup angkot (biasanya gitu sih)
  • Adegan tokoh utama cowok yang dengan mudahnya bisa menang jika berkelahi dengan penjahat walaupun dikeroyok (Padahal di awal cerita tak ada adegan si tokoh utama cowok belajar pencak silat)
  • Adegan tokoh yang berteriak kaget “APA……?” saat diberitahu ada anggota keluarganya yang kecelakaan (emangnya ga ada ekspresi lain ya selain “APA…?”)
  • Adegan kecelakaan yang goblok, udah tahu mau ada mobil atau motor yang nabrak bukanya lari atau menghindar malah cuman berdiam diri nutupin mata sambil berteriak.
  • Adegan penjahat yang lagi lari-lari ngejar tokoh utama lalu berhenti sejenak cuma buat teriak “Hoee Jangan Lari loe!” (kalo cuma mau bilang begitu ngapain pake berhenti segala, goblok. Gobloknya lagi, udah tahu dikejar penjahat kok malah disuruh berhenti, ya tentu aja gak mau… Hahahahahah Koplak bener ya!)
  • Kalo ada firasat buruk atau terjadi sesuatu yang gawat (biasanya si tokoh utama kecelakaan atau kenapa), maka akan ada tokoh utama yang lain yang menjatuhkan gelas trus gelasnya pecah deh
  • Pada awal cerita, si cewek sama si cowok musuhan. tapi akhirnya malah saling jatuh cinta…..Kalo yang ini super basi
  • Adegan tamu dikasih minum sirup padahal kenyataan kalo kita bertamu di rumah orang kaya paling juga dikasih AQUA
Miris, ngakak, kecewa juga. mungkin itu yang bisa gue ungkapin. inget masa lalu pas gue masih suka liat Jin dan Jun, Tuyl dan Mbak Yul, yang walaupun fantasy tapi menurut gue lebih berkualitas daripada cerita jaman sekarang. wajar kan kalo gue cinta sama produksi luar negeri?
Masih banyak acara yang lebih bermutu namun sedikit jam tayangnya seperti Peppy the Explorer atau Wisata Kuliner. Masih banyak acara yang lebih mendidik yang dapat ditayangkan dibanding sinetron kelas teri yang hanya menjual tampang artisnya. Masih banyak cerita yang lebih baik yang bisa dipakai untuk sinetron dengan berkaca pada sinetron kita zaman dulu. Semoga pada akhirnya pertelevisian Indonesia diperbaiki, agar produksi dan kualitas acaranya lebih baik dari yang sekarang sehingga orang-orang seperti saya dapat kembali menikmati televisi seperti apa yang kami harapkan…..
Garang Di Udara, Jaya Selamanya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar